INTERNALISASI KADERISASI BERBASIS PESANTREN, UPAYA WUJUDKAN KADER ULUL AL-BAB


Dok: Dokumentasi Foto Penulis

Sahabatliterasi.com,- Organisasi sebagai tempat aktualisasi memiliki arti penting dalam Pengembangan diri para anggota dan kadernya. Kebutuhan untuk berinteraksi sosial menjadi Alasan berdirinya organsisai. Termasuk dalam hal ini Adalah menjaga dan memproduksi nilai-nilai religius dan moral kader yang Biasanya diemban di sebuah pendidikan atau pesantren.

Pentingnya organisasi akan semakin terlihat Jika perubahan zaman yang mengarah pada individualisme disadari secara jujur. Apa lagi dengan perkembangan teknologi informasi secara alami mengasingkan Manusia dari kehidupanya sendiri.

Perkembangan IPTEK yang semakin marak Dan canggih, transfer informasi yang mudah dan menyeluruh yang saling Berkaitan dan berhubungan, menyebabkan semakin buruk pula penilaian Masyarakat dan mudahnya pemahaman asing yang masuk dan tanpa terfilter Menjadi sebab tumbuhnya persepsi yang tidak dapat dinafikan. Di sinilah peran organisasi seharusnya ikut andil dalam memfilter paham asing yang menyelundup pada masyarakat, punjuga dalam melestarikan serta menjaga nilai-nilai yang telah tertanam pada bangsa kita.

Begitu banyak organisasi di Indonesia, entah itu ormas (organisasi masyarakat), orpus (organisasi kampus) dan lainnya. Dalam hal ini penulis mengampil. Satu sampel organisasi, misalnya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang sangat terkenal di kalangan mahasiswa, masyarakat maupun pemerintah.

Organisasi PMII memiliki rangkaian historis panjang dan berliku. Sebagai wadah perkumpulan aktivis dalam arti luas dapat memancarkan sisi intelektualnya, membumi, tak hanya berguna untuk komunitasnya saja, namun juga terhadap khalayak umum. Dalam hal ini penulis menganalogikan aktivis PMII dengan ungkapan Antonio Gramsci yakni "intelektual organik" yang-mana kader PMII mampu mempertaukan teori dan praksis, berguna bagi kehidupan dan memecahkan problem sosial.

Menjadi Insan Ulul Albab sebagai cita-cita PMII mencerminkan orientasi kehidupan di dunia dan akhirat. Istilah ulul albab menurut Ahmad Warson dalam Al-Munawir kamus bahasa arab Indonesia berasal dari dua kata yakni ulu dan albab, Kata ulu dalam bahasa arab berarti dzu yaitu memiliki. Sedangkan albab berasal dari kata allubb yang artinya otak atau pikiran (intellect) albab di sini bukan mengandung arti otak atau pikiran beberapa orang, melainkan hanya dimiliki oleh seseorang. Dengan demikian ulul albab artinya orang yang memiliki otak yang berlapis-lapis.

Beragam motivasi yang di miliki Mahasiswa yang baru memasuki dunia kampus, dari yang menganggap kuliah sebagai ajang mencari ilmu sampai ajang mencari kerja. Dalam hal itu juga, ada yang sibuk dengan make up berikut pensil alisnya, ruang kuliah mendadak jadi taman cinta dalam drama korea, bahkan ada yang menganggap ruang kuliah sebagai tempat suci yang bisa menjamin nasib masa depan. Bahwa kesadaran mahasiswa dalam orientasi intelektualismenya baru terbentuk ketika mereka berintraksi dengan organisasi kemahasiswaan, baik organisasi intra ataupun organisasi ekstra kampus.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang memiliki rangkaian historis panjang dan berliku. Sebagai wadah perkumpulan aktivis dalam arti luas dapat memancarkan sisi intelektualitasnya untuk semua, membumi, tak hanya berguna untuk komunitasnya saja. Aktivis PMII lebih tepat dengan apa yang disebut Antonio Gramsci sebagai intelektual organik yang mampu mempertaukan teori dan praksis, berguna bagi kehidupan dan memecahkan problem sosial.

Lebih lanjut, Toto Tasmara dalam tulisannya, Menuju Muslim Kaffah Menggali Potensi Diri, bahwa Seorang ulul albab adalah orang yang sadar akan ruang dan waktu artinya mereka ini adalah orang yang mampu mengadakan inovasi , mampu menduniakan ruang dan waktu, seraya tetap konsisten terhadap Allah, dengan sikap hidup mereka yang berkesadaran zikir terhadap Allah SWT. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ulul albab adalah seseorang yang memiliki wawasan yang luas dan mempunyai ketajaman dalam menganalisis suatu permasalahan, tidak menutup diri dari semua masukan yang datang dari orang lain, dengan kecerdasan dan pengetahuan yang luas mereka tidak melalaikan Tuhannya, bahkan mereka menggunakan kelebihan yang dimiliki untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mengingat (zikir) dan memikirkan (pikir) semua keindahan ciptaan dan rahasia-rahasia.

Sebagai kader ulul albab di dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Maka setiap hari harus senantiasa memperbaiki diri dalam rangka pembentukan pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah Swt., berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab mengamalkan ilmunya, dan berkomitmen memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan Indonesia. Selalu memperbaiki diri secara kontinyu dan istikomah (improvisasi diri) adalah kewajiban seluruh kader, sehingga apa yang telah dijadikan sebagai tujuan mulia PMII nantinya bisa tercapai secara nyata.

Perlunya memperbaiki mental berani berfikir kritis, bertindak transformatif serta berpartisipasi aktif dalam kontribusi terhadap lingkungan sosial harus segera kita genjot lebih keras lagi. Salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan prinsip berfikir ilmiah, berilmu amaliah, dan beramal illahiah.



Penulis: Muarrofah Az-zahry (Ketua Kopri PMII STIU Darussalam Bangkalan)
Editor: Redaksi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "INTERNALISASI KADERISASI BERBASIS PESANTREN, UPAYA WUJUDKAN KADER ULUL AL-BAB" 1 Response to "INTERNALISASI KADERISASI BERBASIS PESANTREN, UPAYA WUJUDKAN KADER ULUL AL-BAB"

Posting Komentar

Tag Terpopuler