MENJAGA HATI DALAM KEHIDUPAN

 


Sahabatliterasi.Com–Halo temen-temen pasti ini tidak asing dalam pemikiran kalian apa itu pentingnya menjaga hati, menjaga hati ialah suatu perilaku yang harus di terapkan terhadap diri sendiri ataupun pada orang lain, pada hakikatnya hati tidak pernah luput dari salah, baik dari pengaplikasian dan perilakunya, hati sangat efisien dalam diri manusia sehinga sesuatu yang perlu sangat dijaga yaitu adanya kritikan yang selalu muncul dalam angan-angan yang ditimbulkan langsung dari hati, kadang lebih condong negatif ataupun positif.

Hati adalah salah satu organ yang ada dalam diri manusia yang kata orang-orang ia merupakan sumber dari perasaan yang ada, dapat diketahui hati adalah satu organ yang memiliki atau merangkul sifat cemburu, namun sifat yang sudah ada dalam diri manusia itu juga sumbernya dari hati. Kadang hati tidak bisa di kendalikan oleh fikiran, maka dari itu tidak ada perasaan yang sama walaupun rasanya sama namun kisah dan arahnya berbeda, yang membedakan itu penyebabnya. 

Menurut ulama’ hati disebut juga dengan kata qalbu yang mempunyai arti kumpulan dari semua perasaan yang ada dalam diri manusia diantaranya yaitu rasa cinta, benci, bahagia, sedih, tentram, tenang, gelisah, khusyu’, takut, harapan keluh kesah, keinginan, sayang, cinta, penyesalan, dan sebagainya. Maka dapat difahami bahwa qalbu sebagai keberadaan manusia. Ia adalah penentu ketaatan sedang yang lainnya tunduk kepadanya.

Manusia tidak dapat berbicara dan memahami kata-kata yang dilontarkan orang lain secara akurat, hati menjadi pembawa dari kritikan yang akan timbul disebabkan perkataan seseorang, lebih parahnya dalam kegiatan fikiran fositif ada orang yang tak perduli seberapa baik kita berbicara, pasti ada beberapa seorang pendengar yang jatuh dalam perangkat kesalah pahaman dalam memahami kata-kata. 

Dalam percakapan sehari-hari, pasti hati yang menjadi pemeran di balik semua dialog yang di lontarkan manusia, tidak lupa fikiran menjadi penengahnya, maka dari itu hati-hatilah dalam menjaganya karna jika hati sudah terkotori ataupun kita yang mengotori hati orang lain, maka dunia kita tidak akan tenang, baik dalam hablum minalloh, hablum minannas, dan hablum minal alam.

Seperti kita bermunajat kepada Allah SWT, jika munajat kita setengah-tengah ataupun kurang istiqomah dalam menjalankannya, ataupun seperti ada orang yang berusaha bertaubat namun taubatnya tidak berhasil ataupun tidak istiqomah dalam mengaplikasikan perilaku-perilaku yang baik di kesehariannya, maka munkin dalam hati orang tersebut masih ada rasa dengki, dan iri terhadap orang lain. 

Sebenarnya Hati memang diberi tanggung jawab oleh allah swt untuk menundukkan semua indra dan perasaan kepada allah, maka ia menjadikan cinta hanya kepada Allah swt tidak ada seorangpun yang dicintai selain Allah dan dzat yang tercinta hanyalah Allah swt, siapapun yang dicintai hanyalah semata-mata karena Allah swt.

Hati mempunyai mata, hati bisa melihat jika seorang hamba mempunyai perhatian dan selalu mengasahnya sehingga ia melihat jalannya menuju allah swt, dan jika ia meninggalkan tanpa adanya perhatian terhadapnya maka akan lenyap bersama kubangan kemaksiatan sehingga akan membutakan hati, sebagaimana firman Allah swt Q.S Al-Hajj: 46 yang artinya:

“karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”.

Hati yang buta disebabkan selalu menumpuk kemaksiatan dan si pemilik hati tidak berusaha menghilangkannya dengan taubat nasuha. Sehingga kabut kemaksiatan bertambah pada dinding hati dan mata hati hingga melenyapkannya, berkarat dan menjadi gawat.

 Maka menjaga hati perilaku yang harus di terapkan dalam kehidupan baik dalam bermasyarakat, bersosial, begitupun perihal dalam berkeluarga, perlu lebih hati-hati lagi dalam menjaganya, karna konsekuensinya pasti kembali pada diri kita sendiri, karna hati merupakan penentu kebijakan dan pelaksana, apabila hati baik maka baiklah seluruh jasad dan apabila hati rusak maka rusaklah semua jasad. Nabi muhammad saw bersabda dalam sebuah hadist, yang artinya:

“ketahuilah, sesungguhnya didalam tubuh ada segumpal darah yang apabila ia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh jasad, ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah hati” (HR. Muttafaq `alaih dari nu’man bin basyir)


Penulis: Hidayatun Nisa’ (Kader KOPRI PMII STIUDA)

Editor: Redaksi 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MENJAGA HATI DALAM KEHIDUPAN" 1 Response to "MENJAGA HATI DALAM KEHIDUPAN"

Posting Komentar

Tag Terpopuler