PERAN ORGANISASI DALAM PENGEMBANGAN CIVIC SKILLS MAHASISWA

 

Aksi mahasiswa untuk menetapkan tridharma perguruan tinggi.

Sahabatliterasi.com–Organisasi adalah sebuah wadah atau sarana untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran. Organisasi memiliki banyak komponen yang melandasi, diantaranya terdapat banyak orang, tata hubungan kerja, spesialis pekerjaan dan kesadaran rasional dari anggota sesuai dengan kemampuan dan spesialisasi mereka masing-masing. Selain dipandang sebagai wadah kegiatan, organisasi juga dipandang sebagai proses, yaitu menyoroti interaksi diantara orang-orang yang menjadi anggota organisasi. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang saling berinteraksi dan mengembangkan organisasi yang bersangkutan. Salah satunya organisasi kemahasiswaan yang bertujuan untuk menunjang pendidikan dan mengembangkan kemampuan diri (soft skills).

Kemampuan diri penting bagi setiap mahasiswa untuk dapat berbaur dan terjun langsung dalam kehidupan masyarakat. Karena mahasiswa tidak akan berkembang jika hanya mengedepankan akademik dan gaya hidup yang mengarah pada hedonisme. Mahasiswa sebagai pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakan-gerakan pembaharuan karena mahasiswa merupakan sumber kekuatan moral bagi bangsa Indonesia. Mahasiswa sebagai cendekiawan mempunyai tanggung jawab yang harus senantiasa dilaksanakan. Nampak jelas bahwa mahasiswa dituntut untuk senantiasa mengupayakan tegaknya kebenaran dan keadilan yang dilandaskan rasionalitas.

Dalam perspektif pendidikan kewarganegaraan, kemampuan diri dikenal dengan istilah kemampuan kewarganegaraan (civic skills). Keterampilan kewarganegaraan dikembangkan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengingat bahwa mahasiswa adalah generasi muda yang mempunyai peran strategis dalam pembangunan bangsa, seperti yang dikemukakan oleh White bahwa mahasiswa yang berketerampilan kewaranegaraan harus memiliki indikator, salah satunya yaitu berinteraksi dengan individu lain untuk kepentingan bersama, melakukan aksi untuk merubah sistem politik, pemantauan acara-acara publik dan masalah-masalah dalam masyarakat, menerapkan putusan kebijakan tentang masalah-masalah dalam masyarakat, berunding dan membuat keputusan tentang masalah-masalah masyarakat, dan mempengaruhi para pembuat putusan kebijakan tentang masalah-masalah masyarakat.

Dengan sikap tersebut mahasiswa telah menempatkan diri sebagai oposisi nonstruktural yang bisa mendatangkan manfaat bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika sikap oposisi ini dilakukan secara bersama-sama pasti bisa mendatangkan kekuatan berlipat ganda untuk mempercepat perbaikan bangsa. Disinilah tanggung jawab mendasar mahasiswa yang direfleksikan dengan berbagai aktivitas kemahasiswaan dan gerakan mahasiswa.

Sebagian mahasiswa beranggapan bahwa organisasi itu dapat memperlambat masa studi bahkan menganggap tidak penting ikut berorganisasi. Dampak negatif yang dirasakan mahasiswa ketika mengikuti organisasi yaitu menghambat penyelesaian tugas mata kuliah, dan terbatasnya waktu luang, sebab yang tersedia dalam organisasi sudah diajari di bangku perkuliahan secara formal. Titik permasalahan yang terjadi pada mahasiswa ini adalah tingkat partisipasi, dan perilaku mahasiswa dalam pengembangan keterampilan kewarganegaraan (civic skills), serta anggapan negatif pada organisasi bahwa organisasi kemahasiswaan itu hanya melatih pada tingkat akademik saja, meskipun sebenarnya yang harus dimiliki oleh mahasiswa yaitu civic skills dalam mengembangkan diri pada masyarakat.

Menurut Darmawan dalam tulisannya “Kiat Sukses Manajemen Organisasi Kemahasiswaan” bahwa: sebagai organisasi, organisasi kemahasiswaan sudah barang tentu di dalamnya terdapat sumber daya manusia yang beragam (karena organisasi adalah kumpulan manusia), sumber daya alam dan lingkungan, tujuan yang hendak dicapai, dan sarana atau instrumen yang digunakan dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Keberadaan organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi merupakan hal penting dalam rangka pengembangan diri mahasiswa terutama dalam pengembangan keterampilan kewarganegaraan (civic skills). Karena hidup masyarakat butuh pada skill mahasiswa dalam membangun bangsa untuk lebih maju dan berkembang.

Dalam hal ini, organisasi kemahasiswaan sangat penting bagi mahasiswa baik berfungsi untuk tingkat akademik, ataupun menjadi mahasiswa yang dibina dan dibekali agar siap terjun ke masyarakat. Oleh karena itu, dalam organisasi mahasiswa harus memiliki civic skills sehingga mahasiswa dapat berpikir kritis, mengembangkan jiwa kepemimpinan, baik dalam lingkup kecil maupun yang lebih luas, serta melatih diri dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Menjadi mahasiswa yang tidak hanya berguna bagi diri sendiri tapi juga berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.


Penulis: Suratin Lukmana (Kader KOPRI PMII STIUDA)

Editor: Redaksi 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PERAN ORGANISASI DALAM PENGEMBANGAN CIVIC SKILLS MAHASISWA" 1 Response to "PERAN ORGANISASI DALAM PENGEMBANGAN CIVIC SKILLS MAHASISWA"

Posting Komentar

Tag Terpopuler