Menilik Sejarah Dan Hikmah Dibalik Peristiwa al-Isra' al-Mi'raj


Peristiwa al-Isra' al-Mi'raj merupakan peristiwa penting dalam agama Islam.


Hai sahabat literasi, taukah kalian bahwa pada tanngal 27 Rajab kalender Hijriah pada setiap tahunnya akan menjadi hari untuk memperingati peristiwa al-Isra' al-Mi'raj. Dan pada tahun ini, bertepatan dengan tanggal 8 Februari 2024.

Dalam bahasa Arab, Isra Miraj biasanya ditulis sebagai al-'Isra' wal-Mi'raj (الإسراء والمعراج). Istilah ini terdiri atas dua kata, yaitu isra' dan mi'raj. Keduanya sendiri memiliki arti yang berbeda.

Kata isra' berasal dari kata sara yang artinya 'perjalanan malam'. Sementara itu, mi'raj dalam bahasa Arab berarti 'kendaraan', 'alat untuk naik', ataupun 'tangga'. Bentuk jamaknya adalah ma'arij yang berarti 'tempat-tempat naik'.

Dikutip dari ChatGpt bahwa al-Isra' al-Mi'raj  merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam di mana Nabi Muhammad melakukan perjalanan malam dari Makkah ke Baitul Maqdis (Yerusalem) yang disebut sebagai Isra', dan kemudian melakukan perjalanan ke langit yang disebut sebagai Mi'raj. Dalam Mi'raj, Nabi Muhammad bertemu dengan berbagai nabi, menerima wahyu, dan akhirnya mencapai hadirat ilahi. Peristiwa ini merupakan momen spiritual penting dalam kehidupan Nabi Muhammad dan menjadi salah satu peristiwa penting dalam agama Islam.

Ummat Islam beragam dalam memperingati peritiwa al-Isra' al-Mi'raj ini terdapat sebagian yang merayakannya dengan mengadakan kajian ataupun ceremonial, ada pula yang mengadakan do'a bersama yang ditutup dengan makan-makan, tidak hanya itu namun ada banyak cara yang dilakukan oleh ummat islam dalam memperingati peristiwa al-Isra' al-Mi'raj ini.

Dalam peristiwa al-Isra' al-Mi'raj ini ada beberapa hikmah yang dapat kita petik. Hikmah dari peristiwa Isra' Mi'raj dalam Islam mencakup beberapa hal:

1. Keagungan Allah: 

Peristiwa ini menegaskan kebesaran dan kekuasaan Allah yang memungkinkan Nabi Muhammad melakukan perjalanan spiritual yang luar biasa dari bumi ke langit.

2. Pentingnya Solat: 

Isra' Mi'raj menegaskan pentingnya solat, karena dalam peristiwa ini Nabi Muhammad memimpin para nabi dalam solat di Al-Aqsa Mosque dan menerima perintah untuk menunaikan solat lima waktu setiap hari.

3. Pentingnya Ketabahan dan Keberanian:

 Nabi Muhammad menunjukkan ketabahan dan keberanian dalam menghadapi ujian dan perjalanan yang sulit selama Isra' Mi'raj, memberikan inspirasi bagi umat Islam untuk menghadapi cobaan dalam hidup mereka.

4. Hubungan dengan Para Nabi: 

Peristiwa ini menegaskan hubungan Nabi Muhammad dengan para nabi sebelumnya, mengukuhkan kedudukan beliau sebagai penutup para nabi.

5. Pengharapan dan Perintah Ilahi: 

Dalam peristiwa Mi'raj, Nabi Muhammad menerima wahyu dan perintah ilahi yang memberikan petunjuk bagi umat manusia, menawarkan pengharapan dan petunjuk dalam menjalani kehidupan mereka.

6. Peningkatan Keimanan: 

Isra' Mi'raj memberikan pelajaran tentang keimanan yang mendalam, memperkuat iman umat Islam dan mengingatkan mereka akan kekuasaan dan kehadiran Allah yang tak terbatas.

Adapun dalam artikel DJKN yang ditulis oleh Agus Rohani seorang pegawai pada Kanwil DJKN Kalimantan Barat. Dan bisa diakses pada link berikut https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/15906/Implementasi-Hikmah-Peristiwa-Isra-Miraj-Dalam-Kehidupan-Sehari-hari.html        dijelaskan bahwa hikmah dari adanya peristiwa _Isra' Mi'raj_ terakumulasi menjadi 8, berikut penjelasannya.

Pertama, mengajarkan kita untuk selalu tawadhu atau rendah hati. Sebagaimana tersebut dalam surat Al-Isra’ ayat satu yang mengisahkan peristiwa Isra' Mi’raj, kata yang digunakan untuk menyebut Nabi Muhammad saw adalah ‘abdun’ yang berarti hamba. Ini menunjukkan hamba yang benar-benar bertakwa kepada Allah mendapat derajat begitu luhur di sisi-Nya.

Kedua, mengajarkan kita untuk bersikap tangguh. Sebelum peristiwa Isra' Mi’raj, orang-orang yang Nabi cintai dan mendukung misi dakwahnya sepenuh hati silih berganti meninggal dunia. Di sisi lain penindasan kaum Quraisy semakin hebat. Ujian bertubi-tubi yang Allah berikan ini agar Nabi benar-benar tangguh dalam berdakwah.

Ketiga, kita diajarkan untuk berpendirian teguh dan senantiasa menyampaikan kebenaran meskipun pahit. Begitu pagi setelah malam Isra' Mi’raj, Nabi mengabarkan apa yang baru dialaminya ke penduduk Makkah. Praktis, banyak orang yang tidak percaya dengan kabar tidak masuk akal ini. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran harus tetap disampaikan, meskipun banyak mendapat penolakan.

Keempat, mengajarkan bahwa kita wajib menerima pendapat, ajaran dan masukan dari seseorang dengan tidak melihat dari tua-mudanya usia, tinggi rendah pangkat/jabatannya, atau tinggi rendahnya pendidikan formal. Dalam hal apa yang disampaikan adalah benar dan mengandung ketauladanan. Saat peristiwa Isra' Mi’raj, Rasulullah SAW menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Ini bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW.

Kelima, keistimewaan Masjidil Aqsha bagi umat Muslim. Dalam perjalanan Isra’, masjid yang berada di Palestina itu menjadi tempat tujuan Nabi, sebelum akhirnya bertolak ke Sidratul Muntaha. Ini merupakan indikasi betapa mulianya masjid tersebut. Bahkan masjid ini pernah menjadi kiblat shalat sebelum akhirnya berganti Ka’bah. Pahala shalat di Baitul Maqdis (Masjid al-Aqsha) juga 500 kali lipat dibanding shalat di masjid biasa.

Keenam, mengajarkan untuk mengkonsumsi makanan yang baik lagi halal. Ketika Nabi Muhammad SAW diberi pilihan antara air susu dan khamr saat Mi’raj, Nabi lebih memilih susu. Kemudian Malaikat Jibril as berkata, “Engkau telah diberi hadiah kesucian.” Ini sebagai isyarat bahwa Islam adalah agama suci (fitrah).

Ketujuh, mengajarkan seorang muslim untuk menjaga sholatnya. Malam Isra' Mi’raj merupakan waktu disyariatkannya shalat lima waktu secara langsung, tanpa melalui perantara Malaikat Jibril sebagaimana syariat-syariat lainnya. Ini menunjukkan betapa sholat memiliki kedudukan sangat penting bagi umat Islam.

Kedelapan, memantapkan dan menguatkan keyakinan Nabi Muhammad SAW. Sebelum Mi’raj, Rasulullah hanya mendengar info terkait surga, neraka, dan hal-hal gaib lainnya melalui wahyu. Ini namanya ‘ilmul yaqin, Nabi mengimaninya tapi belum melihat langsung. Ketika Mi’raj, Rasulullah saw melihat langsung dengan mata kepala beliau sendiri. Ini namanya ‘ainul yaqin. Ketika seseorang sudah sampai pada ‘ainul yaqin, maka kemantapan atas apa yang diyakininya semakin kuat.

Demikian, sekilas tentang sejarah dan sejumlah hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa al-Isra’ al-Mi’raj. Harapan penulis dengan uraian yang telas tertuang diatas dapat memacu dan mengingat kembali Kebesaran dan Kuasa Allah agar iman dan rasa taqwa yang terkikis dapat kembali tertimbun. Punjuga dapat memacu kita untuk senantiasa menjadi insan yang bertaqwa dan lebih baik untuk kemaslahatan masyarakat.


Oleh: Muarrofah Az-Zahri

Editor: Tim Redaksi 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menilik Sejarah Dan Hikmah Dibalik Peristiwa al-Isra' al-Mi'raj" 1 Response to "Menilik Sejarah Dan Hikmah Dibalik Peristiwa al-Isra' al-Mi'raj"

Posting Komentar

Tag Terpopuler